Hari Ke #18

Hari ini tak ada yang perlu diceritakan

Tak ada apa-apa

Aku sedang tak baik

Lebih baik bungkam

Tolong kau juga diam

Titik.

Short Term Memory

Cerita hari ini

29 desember 2011

Sayang… mengapa tak menulis lagi untukku? Aku rindu… Memang kita selalu berbicara lewat kabel, sinyal, jaringan, atau apalah namanya. Kita tetap saling mengabari. Meski sekedar mengatakan aku sayang kamu di tengah malam yang terlanjur gelap.

Tapi tetap saja semuanya butuh dituliskan. Karena keterbatasan otakku, akibat penyakit short term memory yang dideritanya, aku jadi mudah melupakan sesuatu. Seketika memejamkan mata dan tertidur, aku akan lupa apa yang terjadi dihari sebelumnya.

Sayang… aku takut. Tapi jangan marah dulu. Ini hanya sekedar ketakutanku saja. Belum terjadi dan semoga tak pernah terjadi. Aku takut lupa hal-hal penting yang kita lalui. Aku takut lupa makan malam romantis kita di tepi danau waktu itu. Makan malam diiringi alunan jazz lembut pilihanmu. Aku takut lupa janjiku untuk tak pernah melupakanmu di sore badai itu. Aku takut lupa rambut ikalmu yang selalu diikat sebagian itu. Aku takut lupa siapa kamu sayang… Membayangkannya saja sudah sangat sangat menakutkanku.

Maka kumohon menulislah untukku… maka aku akan mengingat.

Sayang, sekarang kakiku sering sakit. Telapaknya seperti habis diinjak-injak. Pergelangannya sakit kalau dibawa berlari. Mungkin karena terlalu lama berdiri di kereta dan berdesakan. Belum lagi aku harus melakukan tugas-tugas yang kadang juga menuntut waktu berdiri lama. Tapi semua itu tak masalah. Aku melakukannya dengan senang hati. Ini pilihanku. Aku paham benar resiko dan keuntungannya.

Aku senang punya pengalaman yang jauh berbeda. Aku semakin merasa kurang. Banyak hal yang belum kuketahui. Ini membuatku bergairah sayang. Aku belajar lagi. Meski bukan di kampus, setidaknya mengurangi kerinduanku. Ini belum apa-apa. Masih banyak stage yang harus kutakluk kan dan aku akan menaklukkannya.

Tak jadi soal aku harus bangun dan berangkat lebih pagi. Tak jadi soal aku jadi sering berkeringat. Tak jadi soal aku harus berusaha 2 kali lebih keras. Tak jadi soal aku sedikit merasa sakit bahkan berdarah-darah. Aku menyukainya.

Aku tau kau juga sedang melakukan hal yang sama sayang. Dengan caramu tentunya. Tetaplah berjalan bersisian denganku. Menggenggam tanganku erat menuju akhir yang sama.

Lelakiku, perempuan hebatmu akan segera datang… maka bersiaplah, karena perempuan hebat kadang tak suka menunggu.